Jumat, 19 Maret 2010

PULIHKAN AKU PULA:

PULIHKAN AKU PULA:
aku memekik,aku melantang bahana,menyeru,menyorak teriak,barangkali ada gelombang yang tersapih dari kemuncak bilangannya dan aku tersambung
Terhubung ke siapa teledor tak menutup pintu jendela untuk mendengar rintih merintih
Daripada gila aku pendam nyalang suara ditera cetak tebal pikiran bebal
Daripada huruf-huruf membeku cuaca,kabung di liang tak bertemu tuannya
Tak menyapa terbiar tak terdengar siapa-siapa menuli diri

Tabiat bukan bakat pula kurayu berpura-pura kenalkan rapat
Tersilap lidah ini mengata apa gumulan hati dan racau mengimpi nirmala
Tercekat kalimat rindu yang beradu ingin tinggal ingin menuju rumah pintu biru
Terkesiap pada tambatan dan sambut yang begitu hebat seperti tak terimpi pernah
Sembarang saja aku menghamburi tidurmu bunga-bunga samsara,desah gemuncah gelisahku
Aduh,maaf…maaf hidupku tanpa satire dan parodi jadi terlipat semula layar menjemu

Ini otak sekepal karakter beringas mencoba meraba semesta
Ini kelingking tak bisa jelma jempol pendusta menyaru lihai
Ini telapak sebak berdarah kucur ke bumi berselimut pecahan beling runcing
Ke arah mana saja,tanah terasa tak halal dipijak
Jadi aku pejam dan menunggu ringan tubuh,mengapung saja di belantara lain
Hutan,hujan,alis,puisi ,semangkuk mie instant dan semua yang padat dan diam didekap
Merambat beranda-beranda sunyi orang tak picing

Aku disudut,gugu sedu-sedan perih memeluk lutut sendiri
Aku di tengah,membual onak duriku mengharapi kau dengari sumbang terkisah
Ini haluan dua kemudi
Ini buritan lain dermaga
Ini cadik kecil bukan bahtera Nuh
Oleng rusukku,karam amigdalaku
Shulbi dan jejak kromosom melahirkan anak-cucu kata yang ditulis pada pelepah makna
Yang digoreskan di dinding-dinding gua asyik-masyukku bertapa lama
Yang tak sempat ditulis oleh pujangga amnesia_hahh,siapa pula dia?

Lihat aku gemetar menyusun ranting,cabang dahananku julur raih jujurmu
Ultraviolet dan klorofil,engkau seorang lagi yang duduk manis di pelaminku
Vitaminku tika lesu cangkang kayu berdiri patung sendirian
Dingin pepori hangati dengan semangat lantas tumbuh bertunas dedaunku
Pohon muda ini telah mengerti...,telah mengerti meski sedikit,Kawanku

Tak mau merebut lembut airmata yang tertahan karena hampa sempurna
Milikku mendobrak kemistri yang kau hatur laksana bilah satu akar
Terimakasih,terimakasih,terimakasih bibirku pucat pelai namun sumringah
Terimakasih aku boleh terefleksi di cermin jernih milikmu
Terimakasih aku boleh menyampai edan-konyolku ke sukma relungmu
Dan tolong halang langkahku sebab kadang:AKU INGIN HENTI

Telah kutelanjangi isak beringus yang tak lacur dibaur
Telah kurajang remah sekam dendam mimpi-mimpi azali yang tak mau rampung
Telah kurapal kalimat saujana dia menepi horizon senja ada satu dalam matamu manja
Telah kuangkat tangan tinggi-tinggi hingga gelinjang urat nadiku
Entah bila mencapai tujuh lapis langit dan mengejut para penghuni
Kau yang tercipta dari cahaya:sampaikan bias tampiasmu ke seraut carut gulita (aku)
Dan katakan pada Sang Diraja:aku marah menghujat berontak!

Aku bertobat!

Dan kita bisa,Sahabat
Menunaikan jabat ini sampai ke finish tempat,jika dapat itu nirwana
Memang kita tak genap selusin perkakas merana-rana
Memang kita begini
Memang kita disini

Jadi jelas-jelas aku memelas:PULIHKAN AKU PULA!!!

___catat aku lekat-lekat dalam daftar tunggumu:kawan yang hendak kau ajak!)

{by: Anni Soetardjo }

Tidak ada komentar:

Posting Komentar