Rabu, 17 November 2010
MENGAPUNG KERINDUAN
Semerbak segara,angin payau mendesau hembus igauan
Bunga-bunga tanpa tangkai
Gugur sekali dalam tidur
Lalu mati menelan duri
...
Dibaringkan di tepi pantai
Dipusarai rindang kenari
di sekujur tubuhnya angin meninggalkan luka tikaman
Hikayat serbuk tak bertuan
Melanglah di udara
Ada yang bertuba tak sedikit yang bahagia...
Dia mencari sarang angin atau sapa alang-alang
Terkadang jumpanya topan meluluh melantak dan tanah gemeretak
Terlalu ranggasnya kemarau kemilau di buih-buih putih
Pagi kembali merayu kelopak pucat mulai ingin menyerah
...
Puncaknya diselimuti dingin angkuh,halimun berjubah tebal
Menggigil tangan-tangan yang tak sampai merogoh hati
Jauh sekali,Kakak...pot-pot dan kanvas teduh di halamanmu
Disirami senyumanmu manis berhara
Di pintu dan jendelanya ;kutulis tanpa jeda,kadangkala tanpa spasi
RINDU yang puitiskan engkau : MENGAPUNG di udara
Apa kau menghirupnya ?
@by: Anni Soetardjo....Yaa Allah.....dia: TERLALU...!!
JARUM
Rasanya lama sekali
Waktu diperam selama aku mencari sebatang jarumku
Jerami bukan kendala kendati genggam berubah bukit dan bukit berubah gunung menjulang
Bukan jerami kelabuiku
Aku yang sekarat berdidihan dengan prasangka amat buruknya
Ku tuduh Tuhan menghukumku di lumbung ini dan sebatang jarum
Cuma kedok untuk mengolokku
( Geram oleh emosi yang sontak membelot-belot )
Dendam pribadi : egoisme atau angoisse_atau mata bengis
Melotot ke dalam tangis keputus-asaan tak mereda nyaris malam
Mengapa stempel "khalifah" ditera di jantungku ?
Mengapa aku merindu saung lain tanpa jarum...(apa itu surga ?)
Untuk menjahit luka-luka dunia atau menusuk kelam nadiku
Darah_dan ku tahu perihal kemanusiaanku
@by: Anni Soetardjo.........
RUANG
Tuhan,tolong aku !
Aku tak ingat sedang berada dimana
Di luar atau di dalam_sepertinya hatiku tak berpintu
Sebenarnya dimana baru kurasa dekatMu pada jauhku ?
Rumah-rumah ditinggalkan
Ladang-ladang lengang
Utara selatan curam
Langit seolah lebih tinggi dari terakhir kulihat
_Bumi yang ini terlalu palsu di mataku !
Senyumnya pura-pura tulus
Pasarnya pura-pura jujur
Pipinya pura-pura kasmaran
Keringatnya pura-pura merdeka !
Tuhan,hidupku yang diatas tanah juga matiku yang dibawahnya
_entah mana yang lebih kudambai
Sedang ku merana mengetuk-ngetuk sebuah ambang
Walau tak yakin inilah pintuMu
Atau haruskah aku pura-pura telah sampai di rumahMu ?
@by: Anni Soetardjo............duh,kah...kau ini
LARUT MALAM
Larut telah tiba
Larut telah padamu
Berpagut bayang semu
Beradu di khayalan
Lutut gemetar
Bibir tak mau surut
Menyebut kau begini dan begitu
Bertaut kau disini,lembut di kalbu
Malu memerah raut
Rindu membara kalut
Saling bergelayut manja
Apimu menyulut debar
Terbakar ubun-ubun
Panas dadaku,oh…ini maut sekali
Hey,jangan dulu !
@by: Anni Soetardjo.......{Huss..!!}
SELAMAT PAGI
Rindu tak tergerus
Kokoh tak aus
Tak berkurang sayang,tak berkurang sehitung jua
Singkir jelaga,singkir kabut : dalam terjaga merebak rautmu
Pagi,aku berpagi dan hati terlunta berangkat lagi
Dimana tertambat ?
Bangun,sayang !
@by: Anni Soetardjo...malah belum bobok aku..
KAU TAK MENGERTI.........
Kau tak mengerti,kau tak mengerti
Bagaimana dia mengacau barisan dan menerbangkan spora binal
Ke sepanjang aliran darah
Denyut marah dilahapi kegusaran-kegusaran baru
Tantang silang sinambung kata berputik
Dia yang belum juga diberaikan oleh ribuan titik
Kendatipun diraupi ufuk yang muluk juga senja terbaik
Apa boleh buat
Bukan mataku ditenungnya
Tapi jiwa tergopoh peluki garis tangannya
Puisi memaki
Puisi menyala
Puisi terbaring sampingku hembusi telingaku nafas kata
: atas nama cinta
@by: Anni Soetardjo....trus bawah nama cinta apa hayoo?
KAIN
Tak bosan-bosan menya’irimu
Terpintal walau diurai galau
Benang kata ditenun tekun dilapuk hati luka
Luka oleh prasangka_oleh ketergesaan dan kebodohan yang tak perlu
Selembar kainku,sajak terbentang lebar dari jiwa ke jiwa
Derai yang tentangmu
Debar yang tentangmu
Awalnya adalah kapas di kebun kita
Seribu kali kau koyak seribu satu kali akan kujahitkan
Sehelai sajak tentangmu
@by: Anni Soetardjo......nafas......
HIBA
Di hibaku rindu berima-rima bagai sajak lama yang merana
Kau menggema pada alun tawa yang tak minta telinga
Tak minta sekuntum bunga juga petikan gitar tengah malammu
Dia minta mata yang terbaca baitku di pandang teduhnya
Dia minta peluk waktu degup bertemu degup
Dia minta kau disana dan menggenapi histeria agungnya
Dia rindu yang perindu
Dia kasih tersampaikan
Apakah kau tahu ?
Apakah kau tahu betapa beratnya menanggungkan rindu begini ?
@by: Anni Soetardjo....kau pikir hiba hanya milikmu,hahh??!
BENANG PUTIH
Kalau kau dapati fajarmu sebenang putih di langit shubuh
Kudapati fajarku rindu
Mekar di susunan kelopak biru
Kusebut-sebut dalam terjaga
Rasa yang haru seterang pagi biru
Membukit kini segenggam karang
Sepancang kata yang dikokohi pengertianku
Untuk semua waktu,bahkan…
Untuk semua fajar rindu
@by: Anni Soetardjo....Fajar is Me..!!
SIMFONI
Melesat cepat bintang jatuh di mataku
Berpendar,berkunang dimabuki serbuk langit
Mungkin airmata pelangi atau bahagia telah tua
Takluk meresap ke sum-sum terdalamku
Hingga ternampak raut kembara
Tercekat gelenyar emosi serabut senyum
Berakar debar yang belum pernah kumengerti
Ini cikal berbenih dari matamu pada jantungku
Gelegar yang terkandung di rahim kerinduan
Dan entahlah apa yang terlahir dari pertemuan
Denting not prematur atau simfoni luhur
Big-bang terhebat
Atau tunas baru yang masih misteri…
@by: Anni Soetardjo...insyaAllah tiada "atau"
DI LUAR KATA...RINDU !
Di luar kata aku terbaring kaku
Tak terdengar riuh dunia bahkan mulutku bisu
Kelu, menyebut-nyebutmu nyaring di kalbu
Tangis hening
Kelopak kering
Percuma lengking beku tanda seru
Selaksa duga tanda tanya
Aku seperti huruf-huruf mati tak berbunyi
Teredam hampa keji pada dia
Yang berdiam di lubuk hati
RINDU
@by: Anni Soetardjo...dia lagi..dia lagi...
RINDUMETER
Seperti bintang-bintang berliang kegelapan
Seperti ramai jalanan di kejauhan
Seperti letih yang tak punya simbol
Seperti gugup menunggu fajar
Seperti segala sesuatu yang tak sadari,S…
Dan tiba-tiba dia telah berumah di hatimu
: RINDU
(seandainya ada rindumeter mungkin aku sudah ditilang !)
@by: Anni Soetardjo....forgive me...
NGEYEL
Terutama kau
Tak sekali pun ku ijinkan kau enyahkanku dari hatimu
Meski kau mau
Meski kau mencacahku menjadi serpih angin dan menghamburkanku ke udara
Akan ku susun ulang duapuluh tiga pasang kromosomku sama persis seperti diriku sebelumnya
Dan aku masih akan disanan aku takkan kemana-mana !
Tak rela beranjak darimu
Meski kau enggan
Meski kau menolak
Meski aku juga mati-matian memaksa pergi
Lenyap
@by: Anni Soetardjo...siapa lagi...
Kapan, kau ijinkan aku menulis puisi terakhir,tentangmu
Jemu belum kutemu pada rindu menjelma kelu
Bisu tapi beruntai-untai kata
Ramai tapi sepi di tengah-tengah ruang hati
Sendiri mengeja sunyi
Sedari pertama sebelum tinta mengering
Telah sibuk kembali menggores pena
Jiwa nan merana
Terantai pada lemabaran-lembaran baru
Menunggu kutulis puisi rindu berikutnya
Padamu : inspirasiku…
@by: Anni Soetardjo....still You,beibe