Jumat, 26 Februari 2010

RUMAH KITA

Sudah kota kesekian,rumah kesekian
Dan masih belum kutemukan balai-balai yang cukup nyaman
Untukku duduk berteduh dan membaringkan hatiku

Rumah berikutnya;kuharap itu kau…
Jadi tak perlu kukemas ransel dan kurapikan perasaan-perasaan
Yang harus kusetel ulang
Tak perlu kukenali sudut dan bau pesing di bawah papan reklame “enjoy aja!”
(kemana saja aku pergi lampu merah selalu merah)

Dia sederhana saja
Berdinding dunia,beratap mimpi-mimpi,berlantai harapan
Berpintu biru seperti gurat rindu pada angka-angka kalender;
Tak sehari pun membuat kita bertambah tua

Ruang-ruangnya senantiasa berisik gelak tawa dan perseteruan yang berujung peluk
Disana:kita susun kembali roman Devdas dan Paro tanpa ironi
(jangan lagi sisakan racun Juliette di ujung bibirmu)

Rumah Apel_dimana udaranya berbau cinta
Dimana aku selalu mendengar langkah kakimu
Dan menghambur sebelum ketukan pertama di pintu depan

Kita:kau dan aku yang pemberani
Kita:kau dan aku dalam beda yang berhampiran
Kita:secangkir kopi dan segelas teh
Rumah berikutnya;kuharap itu KITA!


{By : Anni Soetardjo (lagi)...swebell...!!!}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar