Anginku tak berujung
Bergelung selatan-utara
Tak ada sarang membuang murung
Berhembus terhalau pucuk rendah ke rumpun ilalang hijau
Termenung pada separuh mentari limbung
Hampir sore lembayung tepi
Angin merunduk di sayap burung
Memeluk nadi kosong seakan degupku dicuri lengah
Bertarung tatapan ulung, tanpa perlawanan aku menyerah
Di bantaran gerimis tua
Direnggutkan dari sepoinya
Angin berliuk mengarah lumbung
Hingga kepada tengadah dingin,ingin kukirim sebuah tanda kurung
Tentu saja aku tak lagi disana
Tapi adakalanya kudengar anginku meraung dari jauh : hey !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar